Luka Cita

Luka Cita ini adalah buku yang ke-, sebentar aku hitung dulu, ke-5 yang aku baca karya dari Valerie Patkar. Kebetulan aku udah ngikutin tulisan-tulisan Valerie Patkar sejak aku duduk di bangku SMA. Tulisannya sangat sesuai dengan seleraku, cara penulis menyampaikan hal-hal kecil sederhana di sekitarnya, juga isu-isu terkait dengan hidup, boleh aku bilang genre-nya adalah slice of life, genre aku banget! Ada kisah cinta, hubungan keluarga, dan juga pertemanan.

Satu bagian yang begitu membekas di Luka Cita sepanjang aku baca, aku belum selesai bacanya, hampir, adalah tentang pertemanan Regina dan Tara. Begitu dekat dengan kisah yang pernah aku alami. Ketika kita menyayangi seorang teman, namun ternyata kita juga banyak terluka olehnya, pada akhirnya semua memang harus diakhiri. Kalau di ingat, wah kita pernah berteman sedekat itu ya, lalu dalam hidup, kita tidak boleh terus-menerus terluka, jadi pilihan terbaik adalah dengan melepaskan. Kita bisa terkadang mengenang kenangan-kenangan yang pernah bersama-sama kita lalui, namun aku pikir untuk mengenang, kita hanya perlu melakukannya sendiri. Proses untuk memutuskan pertemanan juga terbilang sangat sulit, sedihnya pun bukan main rasanya. Mengingat bagaimana hari-hari dulu pernah berisi canda tawa, hanya kita yang tahu, tempat-tempat yang sering kita kunjungi berdua, kini tidak bisa lagi aku datangi. Semoga dalam hidup, kita akan menemukan sembuh kita masing-masing ya. Hidup yang baik, berbahagialah yang lama.

Yang kedua adalah kata-kata yang berada di cover depan buku “untuk mereka yang terluka dalam perjalanan menggapai cita-cita.” Bahkan sebelum mulai membaca, aku sudah bisa merasakan dalamnya kata-kata itu, jujur, waktu pertama kali aku baca sampul bukunya, aku menangis, mungkin karena aku mengintepretasikan arti dari tulisan itu dengan apa yang sedang aku alami saat itu. Namun jika dipikirkan, sepertinya banyak orang yang terluka kan karena cita-cita? Semua orang bermimpi. Semua orang sedang dalam perjalanan menggapai cita-cita. Lalu semua orang pasti pernah terluka pula olehnya. Harapku adalah, dalam menggapai cita-cita, semoga kita selalu bisa menemukan jalan bahagia untuk menikmati setiap detik dari perjalanan ini. 

Setelah ini buku apa lagi ya yang akan aku baca, aku punya beberapa buku yang sudah aku beli tapi belum aku baca. Kebanyakan buku berbahasa inggris, sepertinya aku salah membelinya haha, ternyata agak malas memutar otak membaca buku Bahasa Inggris, mengingat di sekolahpun aku juga harus membaca buku-buku Bahasa Inggris, sepertinya akan lebih bagus kalau next time aku beli novel Indonesia lagi hehe. Sampai jumpa di tulisanku berikutnyaA 

Love,

Nestya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orange and her

Moving to a new city, Building my own life

The Kite Runner - My Personal Notes